Langsung ke konten utama

elegi

Elegi adalah petak umpet dimana kau selalu bisa sembunyi tanpa ditemukan kembali
Elegi adalah penelpon dari jauh yang rajin mengatakan cinta padamu dalam bahasa yang tak kau mengerti
Elegi adalah sebuah titik yang tak pernah kau baca walau selalu ada diakhir kata
Elegi adalah kata. Kata yang bukan mutiara. Yang bukan pantun. Yang bukan haiku apalagi puisi. Elegi adalah kata. Kata-kata yang cuma suara.
Elegi adalah dua bus dan rentetan motor mengekor membawa air mata dari jauh
Elegi adalah sebuah kelas dan selalu ada yang tak bisa masuk
Elegi adalah satu kolom daftar hadir kuliah yang satu akan melompong hingga akhir
Adalah jalanan jogja – wonogiri yang ditumpahi matahari senja
Adalah makan siang dan sedikit “sangu” dari seorang ibu yang tidak tersampaikan kecuali pada jerit ambulans
Adalah musik metal filter rokok dan merah anggur yang bingung harus menghamba pada siapa
Elegi adalah kata. Kata yang bukan mutiara. Yang bukan pantun. Yang bukan haiku apalagi puisi. Elegi adalah kata. Kata-kata dalam surat nyasar. Yang salah alamat. Salah waktu. Salah orang. Tapi akhirnya dibaca juga.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

kupu* kertas

Setiap waktu engkau tersenyum Sudut matamu memancarkan rasa Keresahan yang terbenam Kerinduan yang tertahan Duka dalam yang tersembunyi Jauh di lubuk hati Kata katamu riuh mengalir bagai gerimis Seperti angin tak pernah diam Selalu beranjak setiap saat Menebarkan jala asmara Menaburkan aroma luka Benih kebencian kau tanam Bakar ladang gersang Entah sampai kapan berhenti menipu diri Kupu kupu kertas Yang terbang kian kemari Aneka rupa dan warna Dibias lampu temaram Membasuh debu yang lekat dalam jiwa Mencuci bersih dari segala kekotoran Aku menunggu hujan turunlah Aku mengharapkan badai datanglah Gemuruhnya akan Melumatkan semua kupu kupu kertas Kupu kupu kertas Yang terbang kian kemari Aneka rupa dan warna Dibias lampu temaram Kupu kupu kertas Yang terbang kian kemari Aneka rupa dan warna Dibias lampu temaram Kupu kupu kertas Yang terbang kian kemari Aneka rupa dan warna Dibias lampu temaram

gak tau apa, tapi aku tkut

sedikit demi sedikit aku mulai takut dg penyakit itu. penyakit ganas. menurut smw org. setelah membaca buku itu aku mulai takut. karena gejala*nya sedikit sama dengan apa yang terjadi padaku . aku takut ... gimana kalo ntar beneran ??? tapi, moga* saja tidak . dan TIDAK . aku tidak mau. aku ingin hidup yang normal nantinya ... dan nggak ngrepotin orang ;(((( kalo aja , aku blh milih, aku gak mau jadi tanti. yang kayak gini. aku pengen memutar waktu. kmbali ke masa kecilku. dan memulai semuanya dari awal :(